Daftar sekarang untuk mendapatkan update informasi terkini

Delivered by FeedBurner

We'll not spam mate! We promise.

Friday, September 25, 2015

Penghasilan supir gojek mulai menurun


Booming gojek mengakibatkan banyaknya masyarakat yang ikut bergabung menjadi supir gojek yang salah satu pemicu terbesarnya adalah gembar gembor media terutama media online yang dengan gencarnya membahas mengenai penghasilan driver gojek. 

Beberapa bulan lalu masyarakat indonesia dikejutkan dengan pemberitaan mengenai penghasilan gojek yang dapat menembus angka diatas 10 juta perbulan. Tentunya angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan rata-rata penghasilan karyawan biasa.

Cerita tersebut mungkin sudah langka ditemui saat ini. Bahkan penghasilan driver gojek saat ini pada umumnya  sedang mengalami trend penurunan, seperti banyak diberitakan oleh media online khususnya dalam 2 minggu terakhir. Penurunan penghasilan driver gojek tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Banyaknya masyarakat yang bergabung menjadi driver gojek. Otomatis dengan semakin banyaknya driver gojek maka kemungkinan untuk mendapatkan lebih banyak penumpang menjadi lebih kecil.
2. Banyaknya kompetitor sejenis. Saat ini ojek online sejenis gojek sudah banyak bermunculan dengan penawaran tarif yang beragam, sebut saja grabbike dan blujek. Masyarakat dapat dengan mudah menggunakan layanan dari kompetitor sejenis cukup mendownload & menginstall aplikasi yang disediakan oleh penyedia ojek online.
3. Tarif gojek saat ini "tidak" semenarik tarif pada saat pertama diluncurkan. Pada awalnya gojek memberikan tarif promo sebesar Rp.10 ribu. Bayangkan saja naik gojek dari bekasi ke jakarta cukup membayar Rp. 10 ribu. Tentunya tarif tersebut sangat menarik bagi masyarakat meskipun tarif tersebut merupakan tarif promo dimana pihak gojek yang membayar kekurangan tarif normalnya ke driver gojek. Tarif gojek saat ini sudah mengalami kenaikan dan hal tersebut dipersulit lagi dengan adanya "perang" tarif promo antar penyedia layanan ojek online.

Setidaknya itulah faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan penghasilan driver gojek. Tentunya bagi masyarakat yang menjadikan driver gojek sebagai pekerjaan utama harus lebih rajin & kreatif untuk dapat meningkatkan penghasilannya, apalagi bagi mereka yang sudah terlanjur resign dari pekerjaan sebelumnya untuk bergabung dengan gojek.

Sunday, September 20, 2015

Perbedaan tarif dan layanan Gojek, Grabbike, dan Blu-jek

 
 Seperti kita ketahui, saat ini penyedia layanan Ojek Online tidak terbatas pada Gojek saja namun sudah banyak kompetitor sejenis seperti Grabbike dan Blu-jek. Secara umum model bisnis ketiga layanan Ojek Online tersebut memang sama. Memang sudah diprediksi sebelumnya bahwa layanan sejenis seperti Gojek akan ramai bermunculan, karena terpicu oleh booming kesuksesan Gojek dalam memikat hati masyarakat dikota-kota besar dalam menggunakan layanannya.

Sepertihalnya pada bisnis-bisnis yang lain, jika kompetitor belum dapat memberikan layanan yang berbeda/inovasi baru, maka yang mereka tawarkan adalah perbedaan tarif. Ya, mungkin perbedaan tarif itulah yang paling membedakan antara ketiga layanan ojek online tersebut. Berikut ini adalah perbedaan tarif dan layanan antara Gojek, Grabbike, dan Blu-jek :

Layanan
Gojek
Grabbike
Blu-jek
Tarif (promo) saat ini
Rp15.000 (Rp15.000 6 KM pertama dan Rp2.500/KM saat peak hour)
Rp10.000 (Rp20.000 untuk peak hour/jam sibuk)
Rp 25.000
Metode Pembayaran
- Cash
- Gojek Credit
Cash
- Cash
- E-Money (Mandiri)
Layanan
- Transport
- Delivery
- Shopping
- Food Delivery
Transport
- Transport
- Delivery
- Shopping
- Food Delivery

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa tarif dari ketiga layanan ojek online tersebut masih merupakan tarif promo, dalam artian tarif tersebut belum mencermikan tarif yang ideal/sebenarnya yang harus dibayarkan oleh konsumen ketiga layanan tersebut. Pertanyaannya saat ini adalah sampai kapan ketiga layanan ojek online tersebut "perang tarif promo" dalam merebut hati masyarakat untuk menggunakan layanan mereka. Mungkin kondisi persaingan bisnis ojek online mirip dengan kondisi persaingan provider seluler beberapa tahun lalu, dimana antar provider seluler saling perang promo yang ujung-ujungnya perang tarif untuk mendapatkan hati masyarakat. 

Mungkin selain dari sisi tarif, inovasilah nanti yang akan sangat menentukan ojek online mana yang akan survive.


Monday, September 14, 2015

Hambatan dan tantangan yang harus dihadapi Gojek



Melihat perkembangan GOJEK memang sangat menarik karena GOJEK merupakan startup pioner dibidang ojek online sehingga tampaknya cukup fair jika GOJEK dijadikan contoh, harapannya perkembangan GOJEK ini dapat menjadi suatu success story yang dapat diambil sebagai lessson learned bagi startup lainnya. 

Jika beberapa waktu yang lalu terdapat booming euforia GOJEK yang "menjangkiti" banyak masyarakat dikota-kota besar dimana banyak masyarakat baik yang belum memiliki pekerjaan maupun yang sudah memiliki pekerjaan (dan mengajukan resign) hingga ibu-ibu rumah tangga sangat antusias untuk gabung menjadi driver GOJEK maka saat ini sepertinya efuforia tersebut sudah tidak seheboh beberapa waktu lalu. 

Ada beberapa hambatan atau lebih tepatnya tantangan yang harus dihadapi oleh GOJEK. Tantangan tersebut antara lain : 

1. Tarif GOJEK sebetulnya "kurang" kompetitif. Ya, seperti kita ketahui bersama tarif gojek yang dulu Rp. 10.000 s.d 25 KM kemudian naik menjadi Rp. 15.000 s.d 25 KM dan saat ini turun lagi menjadi Rp. 10.000 s.d 25 KM merupakan tarif promo atau dengan kata lain pihak GOJEK masih melakukan subsidi terhadap pelanggan. Adapun tarif sebenarnya bisa jauh diatas tarif promo tersebut yang nilainya bisa lebih tinggi dari tarif ojek konvensional/pangkalan

2. GOJEK belum memberlakukan tarif riilnya karena masih melihat kompetitornya seperti GRABBIKE yang juga masih memberlakukan tarif promo. Mungkin pihak GOJEK berpikiran jika menaikan tarif saat ini, maka pelanggannya akan pindah ke GRABBIKE yang masih memberlakukan tarif promo. Karena untuk menggunakan layanan dari GOJEK ke GRABBIKE  masyarakat tinggal menginstal aplikasi GRABBIKE pada ponsel mereka. 

3. Menurut informasi dari pihak GOJEK yang dihimpun dari berbagai media, pihak GOJEK sebenarnya lebih menyasar pada pelanggan yang tidak "price sensitive" atau tidak terlalu mempersoalkan tarif layanan, tapi lebih mengutamakan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan. Padahal jika diteliti lebih jauh, pasar GOJEK yang terbentuk saat ini sebagian besar adalah pelanggan kalangan menengah bawah yang masih "price sensitive", dimana mereka tertarik menggunakan GOJEK karena tarifnya yang kompetitif selain kemudahan, transparansi harga, kemanan dan kenyamanan yang tidak ditawarkan oleh ojek konvensional.

4. Banyak bermunculan kompetitor ojek online. Tidak dapat dipungkiri jika ada startup baru yang muncul dan mampu berkembang dengan pesat maka akan muncul kompetitor-kompetitor sejenis yang juga ingin menguasai pasar tersebut. Tentunya pihak GOJEK sudah menyiapkan strategi dan amunisi agar tetap memiliki competitive advantages dibidang ojek online karena mereka sudah mendapatkan keuntungan sebagai pioner dibidang ini, walaupun hal tersebut tidak dapat menjamin keunggulan GOJEK karena pada akhirnya pasarlah yang lebih menentukan ojek online mana yang akan bertahan.

5. Maraknya manipulasi oleh driver GOJEK. Ini merupakan isu yang harus ditangani secara serius oleh pihak GOJEK, dimana terjadi kelemahan sistem yang memungkinkan driver GOJEK melakukan order fiktif untuk mendapatkan keuntungan yang berlebih dan sangat merugikan pihak GOJEK.

6. Masalah privasi pelanggan atau potensi penyalahgunaan data pelanggan GOJEK. Akhir-akhir ini media sosial cukup diramaikan oleh salah satu postingan yang berisi "teror" dari oknum driver GOJEK yang merasa tidak terima dengan review yang diberikan oleh salah satu penumpangnya. Oknum driver GOJEK tersebut mengirim pesan SMS yang bernada ancaman ke penumpang yang memberikan review negatif. Selain itu ada pula oknum driver GOJEK yang memanfaatkan nomor HP penumpangnya untuk melakukan "menggoda" penumpang tersebut. Mungkin masalah privasi tersebut terlihat sepele, namun data-data tersebut jika dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab akan sangat merugikan. Bayangkan saja tindak kejahatan yang mungkin muncul ketika seorang yang memiliki niat buruk mengetahui alamat kerja, alamat rumah dan nomor Handphone seseorang... belum lagi jika orang tersebut memperhatikan juga keadaan rumah, lingkungan rumah calon korban..... yah semoga saja hal tersebut hanya menjadi kekhawatiran saja.

Setidaknya itulah tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh GOJEK dalam waktu dekat. Sangat menarik untuk dilihat bagaimana pihak GOJEK mencari solusi untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Karena bagaimanapun GOJEK sendiri sudah banyak membantu masyarakat baik pengguna layanan maupun driver GOJEK yang sangat terbantu terutama dari sisi pendapatan.