Beberapa waktu lalu sempat terdengar selentingan isu mengenai kecurangan sopir Gojek dimana sebagian dari sopir Gojek tersebut ditengarai melakukan order fiktif melalui akun palsu untuk memaksimalkan keuntungan mereka dengan menyalahgunakan subsidi perusahaan. Isu tersebut akhirnya terjawab melalui pernyataan CEO PT. Gojek yaitu Nadim Makarim yang menyebutkan bahwa sekitar 7.000 sopir Gojek terlibat dalam praktik order fiktif.
"Walaupun kami kecewa dengan situasi ini, namun kami masih memberikan kesempatan terakhir bagi para driver untuk mengembalikan uang penipuan," kata Nadiem Makarim dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 2 Desember 2015, sebagaimana dikutip dari dream.co.id. Awal mula dari mencuatnya isu tersebut berawal dari keluhan sopir Gojek yang jujur yang mengaku kecewa dan bingung kenapa sopir Gojek yang melakukan order fiktif tidak ditindak oleh perusahaan, padahal oknum sopir Gojek tersebut telah merugikan perusahaan. Menindaklanjuti keluhan tersebut, PT. Gojek selama satu bulan terakhir melakukan penelusuran data order dari sopirnya. Hasilnya cukup mencengangkan, ditemukan 7.000 sopir Gojek yang terlibat dalam kasus order fiktif.
Umumnya modus yang digunakan oleh oknum sopir Gojek tersebut adalah dengan menggunakan akun fiktif untuk membuat order fiktif sehingga mereka dapat menerima pendapatan jutaan rupiah perbulan tanpa perlu bekerja keras. Terhadap tindakan order fiktif tersebut, PT. Gojek akhirnya mengenakan sanksi berupa penghentian sementara terhadap sopir Gojek yang terbukti melakukan order fiktif.
Tentunya hal tersebut merupakan pukulan telak terhadap oknum sopir Gojek yang nakal dimana mereka terbiasa mendapatkan uang melimpah melalui order fiktif, terlebih CEO PT. Gojek, Nadim makarim telah menegaskan bahwa dirinya tidak akan mentolerir kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh oknum sopir Gojek. Bagaimanapun juga, kerja keras dan kejujuran akan lebih memberikan hasil yang lebih nyata dan berkah.
0 comments:
Post a Comment