Suka tidak suka, setuju tidak setuju, faktanya bangsa kita hampir "selalu" tertinggal dari negara lain. Padahal kualitas SDM bangsa Indonesia cukup diakui dinegara lain bahkan dinegara maju sekalipun. Sudah banyak nama orang Indonesia yang sukses berkiprah di negara lain. Namun apa daya, secara umum negara kita seringkali tertinggal dari negara lain, bahkan negara yang dahulu kita ajari sekarang lebih maju dalam berbagai bidang dari negara kita seperti malaysia dan beberapa negara dikawasan asia lainnya.
Mungkin banyak masyarakat Indonesia yang bertanya-tanya, mengapa hal itu bisa terjadi. Berikut ini beberapa teori yang mungkin relevan jika dikaitkan dengan "ketertinggalan" bangsa kita dari bangsa lain :
1. Negara Indonesia menganut sistem neoliberal.
Rizal Ramli menyebut ada dua penyebab mengapa Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asia lain. Pertama, karena Indonesia menganut sistem ekonomi neoliberal. Indonesia meyakini sistem neoliberal dapat menjadi jalan keluar untuk mencapai kesejahteraan.
Di Asia, selain Indonesia, cuma Filipina yang menganut dan meyakini sistem ekonomi neoliberal ini. Indonesia dan Filipina pun menjadi dua negara paling payah di Asia dan menjadi dua negara yang sama-sama suka mengirim tenaga kerja wanita ke negara lain.
"Di dalam sistem neoliberal, yang kuat makin kuat dan yang lemah makin lemah. Tidak hanya itu, dalam sistem neoliberal, segala sesuatu diukur pakai uang," kata Rizal Ramli dalam diskusi nasional dan bedah buku "Pilpres Abal-Abal, Republik Amburadul" di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.
Di Asia, selain Indonesia, cuma Filipina yang menganut dan meyakini sistem ekonomi neoliberal ini. Indonesia dan Filipina pun menjadi dua negara paling payah di Asia dan menjadi dua negara yang sama-sama suka mengirim tenaga kerja wanita ke negara lain.
"Di dalam sistem neoliberal, yang kuat makin kuat dan yang lemah makin lemah. Tidak hanya itu, dalam sistem neoliberal, segala sesuatu diukur pakai uang," kata Rizal Ramli dalam diskusi nasional dan bedah buku "Pilpres Abal-Abal, Republik Amburadul" di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.
2. Masalah Kepemimpinan
Hanya pemimpin yang berani dan tegas, yang mampu meningkatkan kesejahteraan negaranya. Seperti kita ketahui bersama, dinegara tercinta ini sangat sulit menemukan pemimpin yang amanah, tegas, dan berani. Mungkin hal itu banyak dipengaruhi dengan kepentingan politik, sehingga segala kebijakan yang diambil merupakan solusi win-win solution yang dapat mengakomodir kepentingan politik. Apalagi jika kita melihat tindak tanduk sebagian wakil rakyat yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata :)
3. Kurangnya penghargaan terhadap anak bangsa yang berprestasi
Dari segi teknologi Indonesia tertinggal jauh dengan negara luar. Sebenarnya ada orang-orang Indonesia yang ahli dalam bidang tersebut. Tapi orang-orang tersebut tidak dipelihara oleh negara dan akhirnya malah dipelihara oleh negara lain sehingga bekerja di negara tersebut. Sepertinya sudah banyak kasus-kasus yang diberitakan oleh media terkait poin tersebut. Misalnya saja proyek mobil listrik yang dicanangkan oleh Dahlan Iskan. Jika anak bangsa terbaik tidak dapat berkarya di negara sendiri bagaimana negara ini bisa maju ? Apakah negara ini tidak berpikir jangka panjang dan akan tetap menjadi pasar teknologi negara-negara lain?
4. Kurangnya penghargaan terhadap karya anak bangsa
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan masyarakat Indonesia semakin konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan menabung. Hal itu tecermin dari menurunnya Marginal Propensity to Save (MPS) dalam 3 tahun terakhir dan naiknya Marginal Prosperity to Consume (MPC).Menurut Anggota Dewan Komisioner OJK Kusumaningtuti S. Soetiono tren penurunan MPS terjadi sejak 2011, dan pada 2013 akhir rasio tersebut berada di bawah MPC. "Ini artinya masyarakat lebih banyak mengeluarkan uang untuk konsumsi ketimbang untuk ditabung,"
Sayangnya sebagian masyarakat Indonesia lebih memilih produk import atau produk branded yang berasal dari luar negeri. Sehingga uang kita banyak terbang ke luar negeri yang otomatis akan sangat menguntungkan negara penghasil produk yang kita gunakan. Mungkin jika para pesohor dinegeri ini memberikan contoh untuk mencintai produksi dalam negeri yang tentunya harus diimbangi dengan kualitas produk dalam negeri yang baik tentunya akan dapat mengurangi kegemaran masyarakat untuk membeli barang-barang dari luar negeri.
0 comments:
Post a Comment