Bentrokan antara pengemudi ojek online dengan tukang ojek pangkalan di area kampus Universitas Indonesia (UI) yang berlokasi di Depok, Jawa Barat ini sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya pada 12 Juli 2015 terjadi aksi premanisme tukang ojek di area UI terhadap pengemudi GrabBike yang kejadiannya sempat direkam dan menjadi viral di media online. Kejadian tersebut cukup untuk membuat masyarakat menjadi kurang simpati terhadap ojek pangkalan bahkan calon penumpang pengemudi Grabbike yang menjadi korban aksi premanisme ojek pangkalan tersebut sampai membuat hashtag #goodbyeojekkonvensional.
Tidak lama kemudian bentrok
antara Gojek dan ojek pangkalan juga pernah terjadi pada Oktober 2015
lalu. Saat itu, pengemudi Gojek dipukul saat melintas usai menurunkan
penumpang di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Belum genap setahun kejadian tersebut kembali terjadi. Aksi premanisme tukang ojek area UI terjadi lagi pada 18 Januari 2016 dan yang menjadi korbannya adalah pengemudi ojek online Gojek yang kemudian memicu terjadinya bentrokan antara pengemudi Gojek dan Ojek Pangkalan terjadi di
kawasan Universitas Indonesia. Kejadian tersebut ditengarai terjadi akibat salah satu tukang ojek menendang pengemudi Gojek di depan Perpustakaan UI.
"Mereka membawa penumpang. Tapi saling mepet," kata salah seorang Security UI, Andi, Senin (18/1). Menurut Andi, pada pukul 12.30 WIB, pengemudi Gojek bernama Ali, dan tukang ojek pangkalan bernama Wito, sama-sama mengantar penumpang di Kampus UI. Saat berada di dekat Perpustakaan UI, mereka saling pepet.
Secara kebetulan, keduanya menurunkan penumpang berdekatan. Setelah sempat beradu mulut sebentar, Wito memukul Ali, namun tidak mengenai Ali. "Akhirnya tukang ojek pangkalan menendang motor driver Gojek," katanya.
Tak lama, penumpang Gojek langsung melaporkan kejadian tersebut ke layanan pengaduan Gojek. Ali, kata dia, saat itu juga sempat balik. Tapi, tak berapa lama ratusan pengemudi Gojek, kembali dan menggeruduk UI untuk mencari tukang ojek pangkalan yang menendang temannya.
"Mereka membawa penumpang. Tapi saling mepet," kata salah seorang Security UI, Andi, Senin (18/1). Menurut Andi, pada pukul 12.30 WIB, pengemudi Gojek bernama Ali, dan tukang ojek pangkalan bernama Wito, sama-sama mengantar penumpang di Kampus UI. Saat berada di dekat Perpustakaan UI, mereka saling pepet.
Secara kebetulan, keduanya menurunkan penumpang berdekatan. Setelah sempat beradu mulut sebentar, Wito memukul Ali, namun tidak mengenai Ali. "Akhirnya tukang ojek pangkalan menendang motor driver Gojek," katanya.
Tak lama, penumpang Gojek langsung melaporkan kejadian tersebut ke layanan pengaduan Gojek. Ali, kata dia, saat itu juga sempat balik. Tapi, tak berapa lama ratusan pengemudi Gojek, kembali dan menggeruduk UI untuk mencari tukang ojek pangkalan yang menendang temannya.
Massa Gojek ini sempat menghebohkan kampus UI. "Sekarang keduanya sudah dimediasi di Polsek Beji," katanya.
Jika melihat dari rentetan kejadian tersebut, terlihat bahwa ojek pangkalan merasa terusik dengan kehadiran pengemudi ojek online yang menaikan atau menurunkan penumpang dikawasan mereka mengais rejeki. Padahal seyogyanya area UI adalah area umum dan tidak semestinya sekelompok tukang ojek mengklaim bahwa kawasan tersebut hanya boleh dimiliki oleh mereka. Sebaiknya pihak security kampus UI lebih memperhatikan kejadian-kejadian seperti ini, karena kejadian-kejadian tersebut sudah sering terjadi dan mengusik rasa kenyamanan dan keamanan masyarakat disekitar kampus UI terutama mahasiswa diarea kampus.